Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Pasar Tanah Abang Jakarta


    Opowae - Pasar tanah abang. Bagi warga jakarta khususnya, pasar tanah abang merupakan salah satu pusat grosir terbesar di jakarta. Pasar yang selalu ramai akan pengunjung dari luar kota maupun lokal.

    Pasar yang didirikan Yustinus vinck pada tanggal 30 agustus 1735 ini dulunya bukan bernama pasar tanah abang, yaitu pasar Sabtu. Pada yahu 1740 sempat juga terjadi tragedi Chineezenmoord. 

    Sampai dengan tahun 1881, pasar kembali membaik setelah terjadinya tragedi tersebut. Dan pasar mulai di buka kembali, dua hari yaitu sabtu dan rabu.

    Kian hari pasar tanah abang semakin ramai pengunjung dengan adanya pembangunan stasiun tanah abang. Pedagang atau pengusaha-pengusaha tekstil grosiran pun semakin bertambah banyak. 

    Minat masyarakat untuk berdagang di pasar tanah abang sangat besar, pemerintah pun mengubah jadwal buka untuk pasar menjadi setiap hari, bangunan pun di renovasi menjadi gedung bertingkat, yang mampu menampung banyak pedagang.
    Sudah lama kabar jika pasar tanah abang terkenal dengan kesemprawutannya. Meski pemerintah berupaya untuk menertibkan pkl yang berjualan, namun selalu tidak berhasil, meski sudah diusir tetap saja mereka akan kembali lagi.

    PKL atau Pedagang Kaki Lima, pedagang atau penjual liar yang menjajakan dahangannya di jalur pejalan kaki atau trotoar jalan. Yang mengakibatkan kemacetan di pasar tanah abang,

    Tindak kriminal pun kerap terjadi di pasar tersebut, pasar yang di penuhi ratusan manusia setiap harinya, bukankah merupakan peluang untuk mereka para pelaku tindak kriminal seperti, pemalakan, copet, penipuan dan lain-lain

    Pemerintah provinsi DKI jakarta pernah mencoba untuk merelokasi para pedagang kaki lima di kawasan tanah abang, namun di karenakan sepi pengunjung, alhasil para pedahang pun kembali ke jalur pendestrian.
    
    Ya semoga pemerintah saat ini mampu menertibkan para PKL tanah abang yang susah di atur. Karna banyak kerugian-kerugian yang di dapatkan masyarakat maupun pemerintah.

Post a Comment for "Cerita Pasar Tanah Abang Jakarta"